Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbeda
itu biasa. Pernahkah Anda sadari betul kata-kata ini ?Dunia terbentang dengan
segala macam perbedaan. Tidak ada satu makhluk hidup yang sama persis dengan
yang lain. Perbedaan memang anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang begitu indah.
Oleh karena itu kita bisa menyatakan bahwa perbedaanitu indah. Mampukah Anda
menganalisa bentuk - bentuk struktur masyarakat berdasarkan adanya perbedaan
dan lapisan yang ada. Makalah ini membahas tentang Diferensiasi Sosial.
B. Pengertian
Diferensiasi Sosial
Kalau
kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada banyak sekali
perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam
agama, ras, etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin. Perbedaan-perbedaan
itu tidak dapat diklasifikasikan secara bertingkat/vertical seperti halnya pada
tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan
lapisan rendah. Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti ini
dalam sosiologi
dikenal dengan istilah
Diferensiasi Sosial.
Diferensiasi
adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama. Pengertian
sama disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara
horisontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari
pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya. Pengelompokan
horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan
agama disebut kemajemukan sosial sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan
profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.
Diferensiasi
sosial adalah pengelompokan masyarakat secara horizontal berdasarkan pada
ciri-ciri tertentu.
- Ciri-ciri yang Mendasari Diferensiasi Sosial.
Diferensiasi sosial
ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi
karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna kulit, bentuk mata,
rambut, hidung, muka, dsb.
b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini
muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola
perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah
perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku seorang
perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.
c. Ciri Budaya
Diferensiasi budaya
berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai
yang dianutnya, seperti religi ataukepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan
dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat
dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
- Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial
Pengelompokan masyarakat
membentuk delapan kriteria diferensiasi sosial.
a. Diferensiasi Ras
Ras
adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama.
Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri- ciri
fisiknya, bukan budayanya.
Secara garis besar,
manusia dibagi ke dalam ras-ras sebagai berikut :
1) Menurut A.L.
Krober
§
Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin)
§
Mongoloid :
- Asiatic Mongoloid
(Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur)
- Malayan Mongoloid
(Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filiphina, penduduk asli Taiwan)
- American Mongoloid
(penduduk asli Amerika)
§
Kaukasoid :
- Nordic (Eropa
Utara, sekitar L. Baltik)
- Alpine (Eropa
Tengah dan Eropa Timur)
- Mediteranian
(sekitar L. Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran)
- Indic (Pakistan,
India, Bangladesh, Sri Langka)
§
Negroid :
- African Negroid
(Benua Afrika)
- Negrito (Afrika
Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan nama orang Semang, Filipina)
- Melanesian (Irian,
Melanesia)
§
Ras-ras khusus (tidak dapat diklasifikasikan ke dalam
empat ras pokok) :
- Bushman (gurun
Kalahari, Afrika Selatan)
- Veddoid (pedalaman
Sri Langka, Sulawesi Selatan)
- Polynesian
(kepulauan Micronesia dan Polynesia)
- Ainu (di pulau
Hokkaido dan Karafuto Jepang)
2) Menurut Ralph
Linton
- Mongoloid, dengan
ciri-ciri kulit kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit,
mata sipit (terutama Asia Mongoloid). Ras Mongoloid dibagi menjadi dua, yaitu
Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia terdiri dari Sub Ras Tionghoa
(terdiri dari Jepang, Taiwan, Vietnam) dan Sub Ras Melayu. Sub Ras Melayu
terdiri dari Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Mongoloid Indian terdiri dari
orang- orang Indian di Amerika.
- Kaukasoid, memiliki
ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang sampai coklat
kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus. Ras ini terdiri dari Sub Ras Nordic,
Alpin, Mediteran, Armenoid dan India.
- Negroid, dengan
ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal dan kelopak mata lurus.
Ras ini dibagi menjadi Sub Ras Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis dan
Hotentot-Boysesman. Aborigin.
- Bagaimana dengan
Indonesia ? Sub ras apa saja yang mendiami negara kita ini ?
-
Indonesia didiami oleh bermacam-macam Sub Ras sebagai
berikut:
- Negrito, yaitu suku
bangsa Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya.
- Veddoid, yaitu suku
Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan Tomuna di Sulawesi.
- Neo Melanosoid,
yaitu penduduk kepulauan Kei dan Aru.
- Melayu, yang
terdiri dari dua :
- Melayu Tua (Proto
Melayu), yaitu orang Batak, Toraja dan Dayak
- Melayu Muda (Deutro
Melayu), yaitu orang Aceh, Minang, Bugis/ Makasar, Jawa, Sunda, dsb.
b. Diferensiasi
Suku Bangsa (Etnis)
Apa
yang dimaksud dengan suku bangsa atau etnis itu ? Menurut Hassan Shadily MA,
suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai
hubungan biologis. Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia
berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras. Namun suku bangsa
memiliki ciri-ciri paling mendasar yang lain, yaitu adanya kesamaan budaya.
Suku bangsa memiliki kesamaan berikut :
- ciri fisik
- kesenian
- bahasa daerah
- adat istiadat
Suku bangsa yang ada di
Indonesia antara lain :
- di Pulau Sumatera :
Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Melayu, dsb.;
- di Pulau Jawa :
Sunda, Jawa, Tengger, dsb.;
- di Pulau Kalimantan
: Dayak, Banjar, dsb.;
- di Pulau Sulawesi :
Bugis, Makasar, Toraja, Minahasa, Toli-toli, Bolaang
- -Mangondow,
Gorontalo, dsb.;
- di Kep. Nusa
Tenggara : Bali, Bima, Lombok, Flores, Timor, Rote, dsb.;
- di Kep. Maluku dan
: Ternate, Tidore, Dani, Asmat, dsb.
- Irian
c. Diferensiasi
Klen (Clan)
Klen
(Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan
kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan
kesatuan adat (tradisi). Klen adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan
darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik
melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
* Klen atas dasar
garis keturunan ayah (patrilineal) antara lain terdapat pada:
- Masyarakat Batak
(dengan sebutan Marga)
- Marga Batak Karo :
Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun, Paranginangin;
- Marga Batak Toba :
Nababan, Simatupang, Siregar;
- Marga Batak
Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.
- Masyarakat Minahasa
(klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat,
Supit.
- Masyarakat Ambon
(klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani, Latuconsina, Lotul,
Manuhutu, Goeslaw.
- Masyarakat Flores
(klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa, Leimena,
Kleden, De- Rosari, Paeira.
* Klen atas dasar
garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat
Minangkabau, Klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari
kampuang-kampuang. Nama-nama klen di Minangkabau antara lain : Koto, Piliang,
Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai, dsb. Masyarakat di Flores,
yaitu suku Ngada juga menggunakan sistem Matrilineal.
d. Diferensiasi
Agama
Menurut
Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan
praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang
essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang
dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral.
Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu
agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan
sebagainya. Jadi, Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat
berdasarkan agama/kepercayaannya.
1) Komponen-komponen
Agama
* Emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu menggetarkan
jiwa, misalnya sikap takut bercampur percaya.
* Sistem keyakinan, terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia seperti keyakinan
akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi, masa akhirat, cincin sakti,
roh nenek moyang, dewa-dewa, dan sebagainya.
* Upacara
keagamaan, yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan,
Dewa-dewa dan Roh Nenek Moyang.
* Tempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil, Klenteng.
* Umat, yakni anggota salah satu agama yang merupakan kesatuan sosial.
2) Agama dan
Masyarakat
Dalam perkembangannya
agama mempengaruhi masyarakat dan demikian juga masyarakat mempengaruhi agama
atau terjadi interaksi yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam,
Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu berkembang pula agama atau
kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan
Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.
e. Diferensiasi
Profesi (pekerjaan)
Profesi
atau pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia sebagai sumber
penghasilan atau mata pencahariannya. Diferensiasi profesi merupakan
pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya.
Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus. Misalnya profesi
guru memerlukan ketrampilan khusus, seperti : pandai berbicara, suka
membimbing, sabar, dsb. Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok
masyarakat berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh, pegawai negeri,
tentara, dan sebagainya. Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada
perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan berbeda dengan
seorang dokter ketika keduanya melaksanakan pekerjaannya.
f. Diferensiasi
Jenis Kelamin
Jenis
kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks
atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita
lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas
dasar itu, terdapat kelompok masyarakat laki-laki atau pria dan kelompok
perempuan atau wanita.
g. Diferensiasai
Asal Daerah
Diferensiasi ini
merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya,
desa atau kota. Terbagi menjadi:
- masyarakat desa :
kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa;
- masyarakat kota :
kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa
dengan orang kota dapat kita temukan dalam hal-hal berikut ini : - perilaku
- tutur kata
- cara berpakaian
- cara menghias
rumah, dsb.
h. Diferensiasi
Partai
Demi
menampung aspirasi masyarakat untuk turut serta mengatur negara/ berkuasa, maka
bermunculan banyak sekali partai. Diferensiasi partai adalah perbedaan
masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan negara, yang berupa
kesatuan-kesatuan sosial, seazas, seideologi dan sealiran. Pada Pemilu tahun
1999 yang lalu terdapat 48 partai, pada Pemilu tahun 2004 mungkin jumlah partai
sudah bertambah lebih banyak.
C. Kesimpulan
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat majemuk atau diferensisasi
sosial adalah pembedaan penduduk atau warga masyarakat ke dalam golongan –
golongan atau kelompok - kelompok secara hoirizontal atau tidak bertingkat.
Adapun wujudnya adalah penggolongan penduduk atas dasar ras, susku bangsa,
agama dan lain – lain. Dalm pembedaan tersebut tidak menunjukkan tinggi
rendahnya martabat atau derajat seseorang sebagaimana yang terdapat dalam
stratifikasi sosial atau pelapisan sosial masyarakat.
Dengan
nkata lain, pembedaan ras, suku bangsa, agama dalam masyarakat Indonesia bukan
merupakan bentuk pelapisan sosila, tetapi merupakan pembagian sosial yang
mempunyai kedudukan atau derajat yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Kun Maryati &
Juju Suryawati, S.Pd., Sosiologi jilid 1 untuk SMU kelas 2,
Esis, Jakarta, 2001.
Drs. Laurent
Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi jilid 1 untuk SMU, PT
Pradnya Paramita, Jakarta, 1996.
Drs. Lukman Hakim
& Dra. E.J. Ningsih, Sosiologi untuk SMU kelas 2, PT.
Grafindo Media Pratama, Jakarta, 1997.
Mohamad Anwar, Pegangan Sosiologi untuk kelas 2 SMU,
Armico, Bandung, 1999.
Drs. Nursal Luth &
Drs. Daniel Fernandez, Sosiologi dan Antropologi jilid 1, PT.
Galaxy Puspa Mega, Jakarta, 1989.
Drs. Nursal Luth, Kamus
Sosiologi dan Antropologi, PT. Galaxy Puspa Mega, Jakarta, 1992.